Credit to Pinterest |
Dan seminggu lalu akhirnya saya nonton ...
Saya udah pernah baca Novel karya Pidi Baiqi satu ini. Saya suka banget. Bahasa yang digunakan juga ringan dan mudah dipahami, anak SMA banget, gombalannya juga gak receh. Terasa pas didengar. Eaaaa
Setelah nonton Dilan 1990, kamu bakal senyum-senyum sendiri. Bayangkan temen saya yang anaknya gelian banget jika berhubungan tentang cinta-cintaan ikutan baper, apalagi gombalannya yang santai tapi ngena. Film Dilan menawarkan sebuah kesederhanaan hubungan anak SMA yang masalahnya gak terlalu ribet. Klimaks dari film ini pun masih tergolong oke, masalahnya juga masalah anak SMA pada umumnya.
Ada beberapa hal yang saya suka dari film Dilan 1990.
1. Bandung sebagai latar belakang film.
Saya bukan orang bandung tapi saya suka banget suasananya apalagi pinggiran kota gitu. Sejuk, asri, dingin, banyak hamparan teh atau kebun sayuran/tanaman dan juga bahasa sunda. Bahasa dan logatnya enak didenger. Gak keras kayak bahasa batak (Iyalah kalo ngak keras bukan bahasa batak). Dan pengennya saya nanti menghabiskan masa tua disana hahahah. Namanya juga mimpi ya ...
2. TTS; hadiah ulang tahun Milea
Iya sesederhana itu saya pengen hidup. Sesederhana hadiahnya Milea yang dikasih Dilan. Hadiah yang dikasih biasa aja tapi maknanya itu loh ....
3. "Kalau dia ingin dihargai, dia harus menghargai orang lain"
Bersosialisasi, saling membantu, menghargai satu sama lain apapun itu perbedaannya. Mudah banget tapi susah kadang dijalanin
4. Scene Ibu penjaga warung yang rela beliin obat obatan untuk Dilan
Membantu orang yang dikenali maupun nggak semacam memberikan kepuasan batin. Dan begitulah saya inginnya dalam hidup gak peduli dia siapa dan darimana.
5. Pian sebagai teman dekat Dilan
Stigma anak motor di mata masyarakat sedikit negatif dan juga temen-temennya terkadang resek. Nah, karakter Pian menurut saya gak sama dengan teman Dilan yang lain. Saya suka banget. He's too care to Dilan. Saya suka aja gitu heheheh...
6. Anak motor tapi sayang keluarga
Walaupun Dilan anak geng motor tapi di film, dia anak yang peduli dengan keluarga mulai dari mamanya sampe adiknya. Mamanya aja tau mengenai Milea.
Oh ya satu hal juga...
Bicara masalah Dilan dengan paket kesederhanaan yg dikemas. Saya ingat satu hal tentang hidup bermasyarakat. Saya mengkorelasikannya karena latar belakang film Dilan yaitu di tahun 1990 belum seperti sekarang. Dimana seharusnya kita sebagai manusia sosial bertemu satu dengan lainnya, saling menyapa dan memberi semangat, menanyakan kabar dan duka yang dialami, saling bahu-membahu, menghargai orang lain apapun itu perbedaannya tanpa harus ada pamer-pameran, iri-irian, cibiran, takut dibilang kepo dan kekerasan fisik.
Ya walaupun ada beberapa scene di Dilan yang bertolak belakang dengan hal diatas. Masih okelah karena sesuai realitas jaman sekarang.