Berhubung tema skripsi saya tidak terlalu sulit dibandingkan teman yang lainnya sehingga dalam waktu sebulan saya bisa merampungkan hasilnya itu pun masih banyak sekali yang kurang. Pada saat itu saya sudah menargetkan kapan saya akan seminar hasil dan sidang tapi yang bisa saya capai saat itu adalah seminar hasil huhuhuh.
Seminar hasil diadakan tepat beberapa hari sebelum lebaran karena saat itu saya ingin mengejar wisuda pada bulan Agustus. Kenyataanya ketika saya sampai dirumah rasa malas pun menyerang alhasil selama 2 minggu skripsi tersebut tidak tersentuh. Saya masih ingat ketika itu saya sedang menunggu giliran untuk menonton di salah satu bioskop, tiba-tiba salah seorang teman mengirim pesan yang isinya salah satu pembimbing saya menyuruh pulang agar saya bisa sidang pada bulan Juli. Akhirnya selang berapa hari saya pun pulang itu pun ditambah protes dari orangtua karena dirasa cepat.
Kenyataanya ketika sampai dikampus beberapa teman banyak mengajukan sidang sebelum tgl 31 Juli, ternyata "Bagi siapa yang sidang sebelum tgl 31 Juli tidak diwajibkan membayar SPP untuk semester selanjutnya". Saat itu saya khawatir tidak bisa sidang sebelum deadline namun pembimbing saya dengan mudah meng-acc sehingga saya bisa ikut sidang.
Oh ya 1 bulan sebelumnya saya pernah bermimpi pada saat sidang, saya akan diuji oleh beberapa dosen dan dimimpi tersebut sangat jelas dosen siapa saja yang akan menguji saya. FYI, dosen yang menguji saya saat itu sama dengan dosen yang saya mimpi sebulan sebelumnya kecuali satu dosen dikarenakan ibu tersebut berada diluar kota. Saat akan memberikan draf skripsi, saya tidak mengalami kesulitan malah sangat dimudahkan. Saya merasa beruntung.
Hari itu salah satu teman terdekat saya juga sidang tetapi saya tidak menemani hingga selesai dikarenakan sudah janji dengan salah satu penguji untuk memberikan draft skripsi di Palembang. Saat sampai di kampus palembang, dosen tersebut sudah pulang. Ntah dengan alasan apa saya pun menunggu. Selang berapa lama dosen tersebut menelpon saya dan akan kekampus. Disitu saya merasa bahwa it's blessing! Padahal tujuan beliau ke kampus hanya untuk mengambil draft skripsi dan menandatangai berkas sidang saya selain itu juga saya diantarkan pulang.
"Terimakasih ya bu :")"
Akhirnya di tanggal 28 Juli saya sudah merampungkan kuliah saya, Cihuy!!!
Tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa alhamdulillah sudah selesai a.k.a selesai sidang. Serangkaian proses yang saya alami alhamdulillah selesai juga mulai dari seminar proposal, seminar hasil penelitian hingga sidang. Nah, saya akan bercerita mengenai perjuangan saya dalam melalui skripsweet tapi saya bagi menjadi 2 bagian.
Diawal pengerjaan skripsi saya cukup bingung dengan sistemnya karena setiap pembimbing menerapkan hal yang berbeda-beda bagi setiap anak bimbingannya. Saya berpikir bahwa dalam pengerjaan skripsi, saya akan dibimbing oleh kedua pembimbing dimana dibimbing dalam artian ini adalah kedua pembimbing akan mengarahkan penelitian saya disetiap saya bimbingan, contohnya memberitahukan mana yang baik untuk dipilih dan kesalahan mana yang saya buat dalam pengerjaan skripsi serta memberi saran agar penelitian yang saya pilih tidak salah.
Kenyataannya, Tidak sama sekali.
Disini saya harus belajar sendiri apa yang salah dalam skripsi, apa yang kurang, yang mana yang baiknya saya pilih sedangkan pembimbing hanya melihat dari kejauhan. Artinya, sebagai seorang mahasiswa saya harus menentukan pilihan saya sendiri. Pembimbing saya akan selalu setuju disetiap ide yang diberikan padahal disitu saya ingin mengetahui apakah pilihan yang saya pilih baik atau menyulitkan saya. Tapi tugas pembimbing disini tidak hanya melihat dari kejauhan ya,,,, Pembimbing saya akan memberikan saran dari setiap skripsi yang saya tulis.
Skripsi itu terdiri dari beberapa bab dan sub-bab. Dalam beberapa bab dan sub-bab saya rasa masih ada yang kurang, ketika saya dihadapkan pada pembimbing, pembimbing akan fokus pada satu bab atau sub-bab yang menurut saya itu bukan menjadi masalah tetapi bab atau sub-bab yang saya rasa kurang tadi sudah baik. Umumnya pada saat seminar proposal akan ketahuan bagian mana yang perlu ditambahi atau diganti. Disitulah kritikan dan saran akan berhamburan keluar dari mulut mahasiswa mengenai penelitian yang di jalani dan bagian bab atau sub-bab yang kurang tadi memang benar adanya terdapat masalah.
Jika ada yang bertanya hal apa yang paling memalukan yang kamu alami sejauh ini, jawaban saya adalah saat seminar proposal. Disitu saya merasa blank dimana tidak semua pertanyaan dari mahasiswa dan dosen bisa saya jawab. Entahlah....
Selama di lapangan saya ditemani dalam pengambilan data. Disini saya sangat bersyukur karena dipermudah melihat kejadian yang dialami teman sebelumnya dalam pengambilan data mengalami berbagai masalah. Saya dibantu oleh keluarga tempat saya menginap dan mereka akan selalu bertanya "berapa lagi yang kurang respondennya?". Mereka akan meluangkan waktu untuk mengantar saya ke rumah beberapa responden. Selain itu saya juga sangat terbantu oleh beberapa petani yang bisa saya jadikan kunci dalam pengambilan data di lapangan. Belum lagi tukang ojek yang selalu mengantarkan dan menunggu saya apabila berkunjung ke salah satu rumah responden.
Menurut beberapa teman, saya dibilang cukup berani untuk pergi sendirian ke desa penelitian. Belum lagi pada saat itu berita pemerkosaan selalu muncul di pemberitaan membuat beberapa teman saya cukup takut. I dont have a choice! Saya juga tidak mungkin selalu bergantung kepada teman untuk selalu menemani karena saat itu posisinya kami memang cukup sibuk dengan penelitian masing-masing. Apabila dalam pengambilan data sebelumnya ada yang kurang, saya akan langsung pergi kedesa tersebut dan membuat janji dengan salah satu responden. Dalam proses pencarian informasi, saya tidak hanya mengandalkan masyarakat sekitar tetapi para ojek yang selalu mengantar saya hingga tujuan. Terkadang obrolan kami diselipi humor juga loh....
Selama proses pengerjaan proposal hingga di lapangan, banyak hal yang bisa saya pelajari and I'm so bleesed for everything that happened to me.
Saya tidak menyukai buah ini. Sama sekali. Setiap bulan puasa, ayah selalu membeli kurma untuk dimakan menjelang buka puasa tapi diantara seluruh keluarga, hanya ibu dan ayah yang selalu berbuka dengan kurma terlebih dahulu sedangkan saya dan saudara akan menyantap hidangan yang telah disediakan ibu. Buah kurma menurut saya sedikit aneh, tidak berair dan terlebih lagi saya belum pernah mencoba yang namanya buah kurma jadi daripada buahnya saya buang akan lebih baik untuk tidak mencobanya, saya berpikir seperti itu.
Hingga akhirnya ...
Ketika masa period saya di bulan puasa, ditengah hari saya kelaparan. Mau makan takutnya adik saya keburu pulang. FYI, ketika itu adik saya masih duduk di sekolah dasar karena pernah satu kejadian yang membuat saya bingung harus menjelaskannya seperti apa .
"Kok aak makan si bu, kan bulan puasa"
"Perempuan itu ada liburnya"
"Laki-laki gak ada liburnya, bu?"
"Nggak"
"Nggak adil, masa perempuan ada liburnya sedangkan laki-laki nggak ada"
"Pokoknya adek mau makan juga, makan mie"
Nah, yang diatas kejadian pertama, kejadian kedua menurut saya sedikit lucu. Adik saya bisa mencium bau mie radius 100-500 m. Serius. Dia sangat menyukai mie, jadi apabila ia mencium bau mie yang dimasak, maka ia akan langsung mencari siapa yang memasak.
Siang itu adik saya pulang sekolah, tapi beberapa menit sebelum dia pulang saya memasak mie untuk dimakan di kamar. Suara adik saya mulai terdengar hingga kerumah, dan saya dengan sigap dan cepat membawa mie ke kamar.
"Ini pasti ada yang masak mie. Aak masak mie ?" (Luar kamar)
"Nggak kok"
"Buka dulu aku mau masuk"
"Nggak mau"
"Masak mie kan, pasti?"
"Nggak kok, udah sana ganti baju"
Dengan cepat saya menghilangkan bau mie dikamar dengan parfum yang saya miliki.
Hehehehehehehehe.
Nah solusinya ketika saya lapar ditengah puasa dalam masa period adalah kurma. Mau tidak mau saya makan karena lapar dan ternyata sampai sekarang saya mengkonsumsinya.
Ngejilat ludah sendiri, akhirnya!
Terimakasih buah kurma yang menyelamatkan saya dari kelaparan !
Foto diatas saya ambil ketika acara Festival Monolog Nasional yang berlangung di teater GABI. Masing-masing kontingen menampilkan monolog dengan cerita masing-masing dan saya lupa diatas berasal dari kontingen mana. Saya bersama teman lain ikut bekerja sama mengambil bagian acara dalam hal memotret but not for all the show.
Syukur dia cuma buka baju, bukan celana ?
Taken by : Zarawdy
Pernah gak kalian merasa "Duh enak banget sih dia!" atau "Ih, coba gue yang dapet itu ya"
Beberapa hari ini saya sensitif sekali, ditambah krisis kepercayaan diri yang saya alami saat ini membuat mood saya tidak menentu. Ditengah kekacauan pikiran muncullah perasaan-yang-seharusnya-tidak-ada- membuat saya jauh dari jalur yang seharusnya.
B-E-R-S-Y-U-K-U-R
Menurut saya, bersyukur adalah hal yang tersulit saat ini. Banyak godaan yang membuat saya akan selalu merasa tidak bersyukur. Perasaan seperti itu wajar dialami manusia karena nafsu yang ia miliki tapi berlama-lama dalam perasaan tidak bersyukur membuat saya merasa tidak baik..
Berharap bahwa saya bisa melewati ini semua. Mungkin yang hanya saya perlukan adalah duduk bersabar dan biarlah waktu yang mengiringi.
Bismillah
Jadi...
Hari ini saya punya janji dengan salah satu responden untuk mewawancarai mengenai penelitian saya. Sejujurnya saya males banget untuk pergi berhubung saya memang kekurangan satu responden dan sudah buat janji seminggu sebelumnya, mau tidak mau harus saya tepati.
Beliau ini sudah tahu mengenai tujuan saya jadi langsung deh saya tanya-tanya setelah sampai dirumah. Syukurnya beliau berbeda dengan responden saya lainnya, sangat responsive dan hobby bercerita. Saya dengan senang hati mendengarkan dan juga beliau berjanji untuk mengajak saya ke salah latu lahan karena pada saat ini lahan beliau tergenang air alias tipe lahannya rawa lebak pematang*.
Saya merasa canggung sekali karena bapaknya baik baik baik baik banget. Beliau sudah terbiasa dengan mahasiswa seperti saya yang bertujuan untuk mencari data penelitian sehingga saya disambut dengan hangat. Apalagi saya diajak makan bareng bersama keluarganya karena kebetulan saat itu siang hari.
"Ya allah kesian amat yak ini perempuan, udah jauh-jauh dateng, sendirian pula hanya untuk wawancara"
Mungkin alasan diatas beliau mengajak saya makan
Seperti yang saya bilang sebelumnya, bertemu mahasiswa seperti saya bukan sekali duakali tapi sudah sering pake banget. Nah, dari beragam mahasiswa yang beliau temui ada beberapa dari mereka yang tidak sopan dan hanya berniat untuk mengambil kepentingannya saja dalam artian mereka hanya peduli dengan data penelitian yang akan diambil, semacam habis manis sepah dibuang.
Sebagai mahasiswa ingin sekali menyelesaikan pengambilan data dengan cepat apalagi didaerah yang mungkin baru pertama kali dikunjungi. Ada rasa tidak nyaman apabila berlama-lama didaerah orang, rasanya pengen cepet cepet pulang! Tapi kita gak tahu ternyata beberapa penduduk sana sudah menganggap kita sebagai keluarga mereka. Beruntungnya beliau memaklumi mahasiswa seperti ini karena memang jauh dari keluarga dan tiba-tiba dihadapkan dengan orang asing. Lalu, mahasiswa yang kurang sopan dan menganggap remeh responden.
Bayangke bae kau, aku disms dio 3-4x, pening-pening ku telpon dio ku marahi, maksud aku tu jangan sms cak tadi dio nanyanyo bolak balek aku yang pening mano hari panas. Beh naik darah aku!
Sepanjang obrolan saya diberikan saran dan dinasehati bagaimana harus bersikap karena sebagai anak muda terkadang masih larut dalam hal ke-egoisan. Hal yang paling penting menurut beliau adalah adab karena itu adalah penilaian orang pertama kali.
Obrolan kami berakhir 3 jam setelahnya dan cus deh saya pulang tapi masa selama naik ojek, saya liat muka bapak ojeknya mirip ayah saya.
Kangen!
Oh ya, pengalaman saya dalam mengambil data akan saya ceritakan di next story.
Pelajaran kali ini adalah saya bersyukur sekali bertemu dengan bapak sebaik ini apalagi berbagai nasihat yang diberikan kepada saya sebagai anak muda, plusnya lagi keluarganya yang warbiayasak baik. Terharu dedek!
Terimakasih bapak!
Note :
Rawa lebak pematang (dangkal) : rawa yang tergenang air kurang dari 50 cm. Rawa ini kebetulan dipengaruhi oleh sungai sehingga setiap musim hujan akan tergenang/banjir akibat luapan sungai.