A Lesson Part II
15.48
Tadi pagi saya baca beberapa cerita artis ataupun tokoh di proud.project. Ternyata sebelum menjadi orang besar pun mereka harus melewati beragam tantangan dalam hidup. Banyak diluar sana yang kurang bersyukur atas apa yang dimiliki, mungkin mereka belum disadarkan. Pada dasarnya manusia dengan segala kehebatannya pasti akan jatuh juga.
Saya punya seseorang yang memiliki niatan bunuh diri.
Keluarga besarnya selalu memandang remeh atas dirinya. Ditambah dia punya banyak saudara dan sering mengalami benturan satu sama lain. Belum lagi kondisi perekonomian keluarga yang susah saat itu. Dulu, dia selalu bilang
"Aku pengen mati aja"
"Kenapa sih aku gak pernah dikasih kebahagiaan"
"Kenapa sih Allah selalu ngasih aku cobaan. Kapan bahagianya ?"
"Kenapa sih aku gak dilahirkan di keluarga kaya?"
Masih banyak lagi keluhan yang ia punya. Ia punya segudang teman tapi tidak semua teman mau mendengar segala keluhannya. Sewaktu saya SMA, dia mengalami masalah yang bertubi-tubi. Kemana tempatnya bercerita ? Ya kalo bukan saya siapa lagi. Dia selalu bercerita mengenai tidak kuatnya ia dalam menjalani hidup. SELALU. Tidak henti hentinya saya memberi saran yang sama.
Kalo bahasa Bangka nya
"Bebuih mulut ko milang ke nya ya" (Bebuih mulutku jika terus mengatakan itu padanya)
Dia memiliki emosi yang kurang stabil. Jika tersentil dikit, ia akan marah-marah. Segala nama kebun binatang akan keluar dari mulutnya. Saya ngak ngerti itu mulut apa kebun binatang sangkingnya banyaknya.
"Semoga kamu diberi berjuta-juta kesabaran dari Allah"
Itu yang sering pake banget saya ucapkan.
Sebenernya saya sudah malas dan bosan mendengar keluhan dan masalahnya. Adakalanya saya menjauh. Tapi yang dia punya sekarang ya saya, yang mau mendengarnya. Siapa lagi yang men-support dia kalo bukan saya. Saya yang harusnya mengingatkan dia. Waktu itu saya hanya berharap ia tidak melakukan hal aneh.
Karena sudah bosan jadi saya hanya diam dan terkadang bilang
"Ya udah kalo mau mati, mati aja. Bosen aku dengernya ngomong pengen mati tapi gak mati-mati dari dulu".
"Kalo mati, gak usah bawa-bawa namaku. Mati aja yang tenang"
Jahat sih tapi mau gimana lagi
Belum lagi ia sering curhat mengenai kehidupannya di sosial media yang terkadang jika saya baca memuakkan. Status yang dia buat pasti mengenai curahan hatinya. Hingga orang-orang pun ikut mengomentari, malahan ada yang sampe ngajak berantem. Udah berkali-kali juga saya bilang bahwa tidak seharusnya menumpahkan lewat sosial media. Masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Gitu terus!
Hingga di akhir semester perkuliahan, saya mendapatkan kabar gembira. Alhamdulillah, wasyukurillah dia memutuskan untuk menggunakan hijab. Saya berharap semoga hijab yang ia pakai dapat mengiringinya dalam kebaikan. Selain itu, ia sedikit bisa mengontrol emosi dan bisa tenang dalam menyikapi permasalahan. Semoga selalu dalam kebaikan kedepannya.
Oh ya, lucunya kalo sekarang...
Jika saya bercerita mengenai hal yang kurang menyenangkan, dengan cepat ia akan berucap
"Semoga kamu diberi berjuta-juta kesabaran dari Allah"
hahahahahah
Tujuan saya posting cerita ini karena terinspirasi dari cerita postingan proud.project ditambah baru-baru ini saya baca cerita yang cukup viral di Line mengenai seseorang yang berniat bunuh diri. Sedih kalo baca cerita kayak gitu.
0 komentar