Tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa alhamdulillah sudah selesai a.k.a selesai sidang. Serangkaian proses yang saya alami alhamdulillah selesai juga mulai dari seminar proposal, seminar hasil penelitian hingga sidang. Nah, saya akan bercerita mengenai perjuangan saya dalam melalui skripsweet tapi saya bagi menjadi 2 bagian.
Diawal pengerjaan skripsi saya cukup bingung dengan sistemnya karena setiap pembimbing menerapkan hal yang berbeda-beda bagi setiap anak bimbingannya. Saya berpikir bahwa dalam pengerjaan skripsi, saya akan dibimbing oleh kedua pembimbing dimana dibimbing dalam artian ini adalah kedua pembimbing akan mengarahkan penelitian saya disetiap saya bimbingan, contohnya memberitahukan mana yang baik untuk dipilih dan kesalahan mana yang saya buat dalam pengerjaan skripsi serta memberi saran agar penelitian yang saya pilih tidak salah.
Kenyataannya, Tidak sama sekali.
Disini saya harus belajar sendiri apa yang salah dalam skripsi, apa yang kurang, yang mana yang baiknya saya pilih sedangkan pembimbing hanya melihat dari kejauhan. Artinya, sebagai seorang mahasiswa saya harus menentukan pilihan saya sendiri. Pembimbing saya akan selalu setuju disetiap ide yang diberikan padahal disitu saya ingin mengetahui apakah pilihan yang saya pilih baik atau menyulitkan saya. Tapi tugas pembimbing disini tidak hanya melihat dari kejauhan ya,,,, Pembimbing saya akan memberikan saran dari setiap skripsi yang saya tulis.
Skripsi itu terdiri dari beberapa bab dan sub-bab. Dalam beberapa bab dan sub-bab saya rasa masih ada yang kurang, ketika saya dihadapkan pada pembimbing, pembimbing akan fokus pada satu bab atau sub-bab yang menurut saya itu bukan menjadi masalah tetapi bab atau sub-bab yang saya rasa kurang tadi sudah baik. Umumnya pada saat seminar proposal akan ketahuan bagian mana yang perlu ditambahi atau diganti. Disitulah kritikan dan saran akan berhamburan keluar dari mulut mahasiswa mengenai penelitian yang di jalani dan bagian bab atau sub-bab yang kurang tadi memang benar adanya terdapat masalah.
Jika ada yang bertanya hal apa yang paling memalukan yang kamu alami sejauh ini, jawaban saya adalah saat seminar proposal. Disitu saya merasa blank dimana tidak semua pertanyaan dari mahasiswa dan dosen bisa saya jawab. Entahlah....
Selama di lapangan saya ditemani dalam pengambilan data. Disini saya sangat bersyukur karena dipermudah melihat kejadian yang dialami teman sebelumnya dalam pengambilan data mengalami berbagai masalah. Saya dibantu oleh keluarga tempat saya menginap dan mereka akan selalu bertanya "berapa lagi yang kurang respondennya?". Mereka akan meluangkan waktu untuk mengantar saya ke rumah beberapa responden. Selain itu saya juga sangat terbantu oleh beberapa petani yang bisa saya jadikan kunci dalam pengambilan data di lapangan. Belum lagi tukang ojek yang selalu mengantarkan dan menunggu saya apabila berkunjung ke salah satu rumah responden.
Menurut beberapa teman, saya dibilang cukup berani untuk pergi sendirian ke desa penelitian. Belum lagi pada saat itu berita pemerkosaan selalu muncul di pemberitaan membuat beberapa teman saya cukup takut. I dont have a choice! Saya juga tidak mungkin selalu bergantung kepada teman untuk selalu menemani karena saat itu posisinya kami memang cukup sibuk dengan penelitian masing-masing. Apabila dalam pengambilan data sebelumnya ada yang kurang, saya akan langsung pergi kedesa tersebut dan membuat janji dengan salah satu responden. Dalam proses pencarian informasi, saya tidak hanya mengandalkan masyarakat sekitar tetapi para ojek yang selalu mengantar saya hingga tujuan. Terkadang obrolan kami diselipi humor juga loh....
Selama proses pengerjaan proposal hingga di lapangan, banyak hal yang bisa saya pelajari and I'm so bleesed for everything that happened to me.